Alasan
Orang Tidak Memuridkan
1. Rendah Hati yang
keliru
Seringkali orang Kristen merasa dirinya tidak layak, tak
mampu, masih belum sempurna untuk menjadi pengajar bagi orang lain. Padahal,
tentu saja tidak ada orang yang hidupnya sudah sempurna! Untuk memuridkan, kita
tidak dituntut untuk sudah sempurna lebih dahulu. Bukankah para orang tua juga
tidak akan menunggu dirinya sempurna dulu baru mengajari anaknya tentang apa
yang perlu ia ketahui ?
Jika kita sudah lebih dahulu mengenal Dia,
sudah lebih lama mempelajari Alkitab dan hidup didalam iman kepada Allah,
bukankah artinya kita sudah memiliki pengalaman lebih dari orang yang baru
bertobat?? Ingat, bahwa dengan melakukan
pemuridan, bukan berarti kita sudah lebih rohani atau lebih kudus dari murid
kita.
2. Tidak mau
berkomitmen
Pemuridan memang akan menyita banyak waktu dan energy. Untuk
itu, komitmen menjalankannya sangat penting. Tidak bisa hanya
setengah-setengah. Yang terpenting adalah komitmen. Orang yang sangat sibuk
sekalipun bisa memuridkan jika ia punya komitmen! Tapi seorang
pengangguran sekalipun bisa beralasan tidak punya waktu memuridkan karena ia
tidak punya komitmen!
3. Takut
Inilah salah satu alasan paling klasik. Takut ditolak, takut
salah, takut gagal, dan ketakutan lainnya selalu akan muncul ketika orang akan
melakukan pemuridan. Bahkan, tidak hanya dalam pemuridan. Bukankah sesungguhnya
hal ini juga muncul tiap kali kita hendak memulai melakulkan sesuatu yang
baru?? Ya,
artinya seringkali ketakutan itu terjadi hanya terjadi karena kita tidak mau mencoba.
Apakah Tuhan akan memerintahkan sesuatu yang kita tidak akan bisa
melakukannya? Tentu tidak. Karna itu, jangan andalkan kekuatan kita
sendiri, tapi minta Dia yang telah memberi perintah pemuridan ini untuk
menyertai kita.
4. Tidak tahu
Apa yang akan dilakukan, dikatakan, dan diajarkan ketika kita
melakukan pemuridan? Demikian pertanyaan yang seringkali muncul dan membuat
orang enggan melakukan pemuridan. Tentu ini normal. Tapi saat ini kita patut
bersyukur karena ada begitu banyak bahan yang tersedia, baik dalam bentuk buku,
bahan di internet, atau juga meminta bantuan dari pihak gereja untuk membantu
kita mencari tahu tentang apa-apa yang perlu kita bicarakan dan juga lakukan
dalam melakukan pemuridan. Kita juga perlu menyadari jika pada dasarnya setiap orang
memiliki kebutuhannya masing-masing. Untuk seseorang dengan latar belakang
bercerai, misalnya kita bisa membahas lebih banyak tentang hidup pernikahan
sumber : handbook spirrit november 2011
Seringkali orang Kristen merasa dirinya tidak layak, tak
mampu, masih belum sempurna untuk menjadi pengajar bagi orang lain. Padahal,
tentu saja tidak ada orang yang hidupnya sudah sempurna! Untuk memuridkan, kita
tidak dituntut untuk sudah sempurna lebih dahulu. Bukankah para orang tua juga
tidak akan menunggu dirinya sempurna dulu baru mengajari anaknya tentang apa
yang perlu ia ketahui ?
Jika kita sudah lebih dahulu mengenal Dia,
sudah lebih lama mempelajari Alkitab dan hidup didalam iman kepada Allah,
bukankah artinya kita sudah memiliki pengalaman lebih dari orang yang baru
bertobat?? Ingat, bahwa dengan melakukan
pemuridan, bukan berarti kita sudah lebih rohani atau lebih kudus dari murid
kita.
2. Tidak mau
berkomitmen
Pemuridan memang akan menyita banyak waktu dan energy. Untuk
itu, komitmen menjalankannya sangat penting. Tidak bisa hanya
setengah-setengah. Yang terpenting adalah komitmen. Orang yang sangat sibuk
sekalipun bisa memuridkan jika ia punya komitmen! Tapi seorang
pengangguran sekalipun bisa beralasan tidak punya waktu memuridkan karena ia
tidak punya komitmen!
3. Takut
Inilah salah satu alasan paling klasik. Takut ditolak, takut
salah, takut gagal, dan ketakutan lainnya selalu akan muncul ketika orang akan
melakukan pemuridan. Bahkan, tidak hanya dalam pemuridan. Bukankah sesungguhnya
hal ini juga muncul tiap kali kita hendak memulai melakulkan sesuatu yang
baru?? Ya,
artinya seringkali ketakutan itu terjadi hanya terjadi karena kita tidak mau mencoba.
Apakah Tuhan akan memerintahkan sesuatu yang kita tidak akan bisa
melakukannya? Tentu tidak. Karna itu, jangan andalkan kekuatan kita
sendiri, tapi minta Dia yang telah memberi perintah pemuridan ini untuk
menyertai kita.
4. Tidak tahu
Apa yang akan dilakukan, dikatakan, dan diajarkan ketika kita
melakukan pemuridan? Demikian pertanyaan yang seringkali muncul dan membuat
orang enggan melakukan pemuridan. Tentu ini normal. Tapi saat ini kita patut
bersyukur karena ada begitu banyak bahan yang tersedia, baik dalam bentuk buku,
bahan di internet, atau juga meminta bantuan dari pihak gereja untuk membantu
kita mencari tahu tentang apa-apa yang perlu kita bicarakan dan juga lakukan
dalam melakukan pemuridan. Kita juga perlu menyadari jika pada dasarnya setiap orang
memiliki kebutuhannya masing-masing. Untuk seseorang dengan latar belakang
bercerai, misalnya kita bisa membahas lebih banyak tentang hidup pernikahan
sumber : handbook spirrit november 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar