11 Rahasia Seni
Pemuridan Efektif
1. Disiplin
Rohani
Pemuridan (discipleship) tidak akan pernah bisa dilepaskan
dari disiplin (discipline). Berdoa tekun, membangun hubungan dengan Allah
secara rutin lewat saat teduh dan pehaman firman Tuhan sehingga firman itu
menjadi pelita (mazmur 119:105). Hubungan anda dengan kristus adalah Kunci
untuk bisa memuridkan dengan efektif.
2. Rendah
Hati
Seperti teladan Kristus yang mau merendahkan diri dan
mau membasuh kaki murid-murid-Nya, demikian pula seharusnya kita dalam
pemuridan. Menjadi pengajar dalam ajaran firman Tuhan bukan berarti kita
menjadi arogan, tapi justru semakin tinggi posisi kita, maka kita harus semakin
rendah hati.
3. Memiliki
Integritas
Memiliki integritas berarti selalu konsiste dalam perkataan
maupun perbuatan. Apa yang dikatakan, itu yang dilakukan; bagaimanapun
situasinya ini yang lagi-lagi membedakan antara cara pemuridan Yesus dengan
orang farisi. Sementara orang farisi hanya mengajarkan yang baik, tapi
perilakunya sendiri tidak baik (mat 23:3), Yesus mencontohkan jika Ia memang
melakukan apa yang Ia ajarkan. Pastikan hidup anda layak untuk ditiru.
Milikilah integritas.
4. Tidak
menganggap Diri Sempurna
Paulus dalam filipi 3:13 mencontohkan hal ini. kerap kali,
satu godaan yang menghinggapi para pengajar adalah ia bersikap seolah dirinya
sudah sempurna. Namun, cara yang lebih bijak sebenarnya adalah menjadikan
proses pemuridan itu sebagai proses saling berbagi. Ceritakan mengapa anda
merasa perlu bersekutu dengan Kristus, mengapa anda perlu membaca Alkitab,
berdoa, dll. Dari metode berbagi ini, selanjutnya anda harus mendorong mereka
untuk praktik, dan dengan begitu, maka kehidupan rohani anda pun menjadi
gambaran mereka.
5. Ada
untuk Mereka
Tindakan sederhana (misalnya memberi tahu orang bahwa
mereka bisa setiap waktu mencari anda jika perlu bantuan, nasihat dan doa)
dapat membuat perbedaan. Mereka merasa Anda mengayomi mereka dan akan
memberikan rasa nyaman bagi mereka. Namun, tentu harus pakai hikmat dan
kepekaan untuk menjaga batas-batas dalam hal ini.
6. Puji
secara Terbuka, Tegur secara Tertutup
Posisikan diri sebagai sahabat saat memuridkan seseorang
seperti halnya Yesus menganggap murid-muriNya sebagai sahabat (Yoh 15:14-15).
Seorang sahabat terkadang memang harus menegur kawannya dengan maksud baik (Ams
27:6). Karena itu tegurlah merekajika perlu, namun pastikan teguran itu penuh
kasih dan tidak mempermalukan mereka. Dan jika ia memang pantas mendapat
pujian, jangan segan untuk memujinya, bahkan didepan orang lain sekalipun.
7. Doakan
Mereka
Salah satu karakter yang tidak bisa dilepaskan dari seorang
pengajar Kristen adalah ia selalu mendoakan murid-muridnya. Doakan keluarga
mereka, mimpi-mimpi mereka, pergumulan mereka, dsb. Ini adalahsalah satu bukti
anda senantiasa ada bagi mereka dan bahwa anda mendukung mereka.
8. Bantu
Mereka Mengeksplorasi Diri
Bantu murid menemukan karunia roh, talenta, dan panggilan
mereka. Bagaimana caranya? dengan mendorongnya untuk memberikan diri bagi orang
lain. Orang akan menemukan karunianya melalui pemberian yang tidak mementingkan
diri sendiri. Sementara ia melibatkan diri dalam kehidupan orang lain dan
melayani orang lain, karunia-karunianya akan muncul (1 kor 14: 12).
9. Bantu
mereka mengembangkan karunianya
Setelah dia mengeksplorasi diri, sang murid mungkin merasa
jika karunianya adalah menyanyi, misalnya, namun ia masih belum terlalu yakin.
Sebagai pengajar maka tugas anda adalah mendorong dia bisa memaksimalkan dan
mengembangkan karunianya itu untuk melayani Tuhan. Sementara ia menjalani
proses itu, akan tampak apakah ia memang benar memiliki karunia itu atau tidak.
10. Bersekutu
Proses memuridkan
tidak bisa dilepaskan dari peran sebuah komunitas. Ajak dia untuk juga mau
bersekutu dengan rekan-rekan seiman. Ini bermanfaat bagi anda sendiri ataupun
bagi murid anda. Adanya komunitas persekutuan, atau orang lain bisa membantu
anda, misalnya dalam mengingatkan ketika proses pemuridan yang anda lakukan
kurang tepat, atau juga membantu saat anda sendiri perlu bimbingan. Dan bagi
murid anda, dengan adanya persekutuan, maka ia bisa belajar lebih banyak dari
lebih banyak orang.
11. Mengajar
seperti Yesus
Pada akhirnya kunci
seni pemuridan secara efektif adalah dengan mencontoh cara yang dilakukan Guru
Agung kita, yaitu Kristus. Setidaknya, ada 3 ciri utama pemuridan Yesus :
A. Menunjukan
Yesus
mengajar murid-muridNya dengan cara menunjukan. Tidak hanya bicara tentang apa
itu rendah hati, ia tunjukan hal tersebut dengan membasuh kaki para muridNya.
Tidak hanya bicara soal mengampuni, ia tunjukan itu dengan berdoa mengampuni
mereka yang telah menyalibkan-Nya. Wujudkan apa yang kita katakana pada murid
lewat perbuatan, sehingga mereka bisa melihatnya.
B. Menjelaskan
Setelah
membasuh kaki para murid, Yesus menjelaskan arti penting tindakan-Nya itu (Yoh
13:15). Tidak hanya bicara, tidak hanya praktik, tapi juga harus tetap
dijelaskan. Demikian pula saat Yesus menceritakan perumpamaan-perumpamaan-Nya,
ia selalu menjelaskan. Mengapa? Sebab jika tidak, itu hanya akan menjadi hal
yang berkesan dan bahkan sekedar ritual, tanpa menginspirasi murid-muridNya
untuk mengembangkan dan mempraktikkannya.
C. Ujian
Ini
penting dilakukan agar para murid tahu dan paha, benar apa yang sudah
diajarkan. Beberapa kali setelah menjelaskan, ia selalu bertanya kembali apakah
para murid sudah mengerti. Dengan ujian dalam bentuk bertanya kembali ini, maka
kita bisa melihat apakah pengajaran itu benar-benar sudah dapat dipahami dengan
benar atau belum.
sumber
: handbook spirit november 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar